Kamis, 18 September 2014

OSI Layer & Frame Relay





Salah satu standar protocol yang paling banyak dipergunakan adalah X.25, yang baru disetujui pada tahun 1976 telah mengalami beberapa kali revisi. Standar ini memiliki tiga level protocol, yakni:

1. Level fisik
2. Level jalur
3. Level packet

X.25 adalah protocol yang mendefinisikan bagaimana computer (device) pada jaringan public yang berbeda platform bisa saling berkomunikasi.  Protocol yang sudah distandarisasi oleh International Telecommunication Union-Telecommunication Standardization Sector (ITU-T).

Ketiga level tersebut berkaitan dengan tiga lapisan terendah model OSI. Level fisik menyangkut interface di antara suatu station (komputer, terminal) dan jalur yang terhubung ke station tersebut dengan simpul packet-switching. Device pada X.25 ini terbagi menjadi tiga kategori:

1. Data Terminal Equipment (DTE).
2. Data Circuit-terminating Equipment (DCE).
3. Packet Switching Exchange (PSE).

Device yang digolongkan DTE adalah end-system seperti terminal, PC, host jaringan (user device). Sedang device DCE adalah device komunikasi seperti modem dan switch.  Device inilah yang menyediakan interface bagi komunikasi antara DTE dan PSE.  Adapun PSE ialah switch yang yang menyusun sebagian besar carrier network.

Lapisan-lapisan X.25

Layer 1:
  1. Physical Layer bekerja dengan elektris atau sinyal.  Didalamnya termasuk beberapa   standar elektronik seperti is V.35 , RS232 and X.21.
Layer 2:
  1. Data Link Layer, pada X.25 diimplementasikan ISO HDLC standar yang disebut Link Access Procedure  Balanced (LAPB) dan menyediakan link yang bebas error antara dua node yang secara fisik terkoneksi.  Error ini akan dicek dan dikoreksi pada tiap hop pada network.
  2. Fasilitas inilah yang membuat X.25 handal, dan cocok untuk link yang noisy, cenderung  punya banyak error.
  3. Protocol modern seperti Frame Relay atau ATM tidak punya error correction dan hanya memiliki basic flow control.  Mereka merngandalkan protokol pada level yang lebih tinggi seperti TCP/IP untuk menyediakan flow control dan end-to-end error correction.
Layer 3:
  1. Network Layer yang mengatur komunikasi end-to-end antar device DTE.  Layer ini  mengurus set-up dan memutus koneksi serta fungsi routing dan juga multiplexing. 
Virtual Circuit X.25

Sebuah virtual circuit adalah koneksi logical yang dibuat untuk menjamin konektivitas  antara dua network device.  Sebuah virtual circuit menandai sebuah path logical dua   arah dari sebuah DTE ke device lain dalam sebuah jaringan X.25.
X.25 membuat beberapa user DTE pada jaringan X.25 untuk berkomunikasi denga beberapa DTE lain secara simultan.  Hal ini dimungkinkan karena X.25 mempunya circuit logical tadi.


Frame Relay

Proposal awal mengenai teknologi Frame Relay sudah diajukan ke CCITT semenjak tahun 1984, namun perkembangannya saat itu tidak signifikan karena kurangnya interoperasi dan standarisasi dalam teknologi ini. Perkembangan teknologi ini dimulai di saat Cisco, Digital Equipment Corporation (DEC), Northern Telecom, dan StrataCom membentuk suatu konsorsium yang berusaha mengembangkan frame relay. Selain membahas dasar-dasar protokol Frame Relay dari CCITT, konsorsium ini juga mengembangkan kemampuan protokol ini untuk berinteroperasi pada jaringan yang lebih rumit. Kemampuan ini di kemudian hari disebut Local Management Interface (LMI).



Keuntungan Frame Relay

Frame Relay adalah protokol packet-switching yang menghubungkan perangkat-perangkat telekomunikasi pada satu Wide Area Network (WAN).Protokol ini bekerja pada lapisan Fisik dan Data Link pada model referensi OSI. Protokol Frame Relay menggunakan struktur Frame yang menyerupai LAPD, perbedaannya adalah Frame Header pada LAPD digantikan oleh field header sebesar 2 bits pada Frame Relay.

Kunci positif teknologi ini adalah:
  1. Sirkuit Virtual hanya menggunakan lebar pita saat ada data yang lewat di dalamnya, banyak sirkuit virtual dapat dibangun secara bersamaan dalam satu jaringan transmisi.
  2. Kehandalan saluran komunikasi dan peningkatan kemampuan penanganan error pada perangkat-perangkat telekomunikasi memungkinkan protokol Frame Relay untuk mengacuhkan Frame yang bermasalah (mengandung error) sehingga mengurangi data yang sebelumnya diperlukan untuk memproses penanganan error.

Format Frame Relay





Format Frame Relay terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:

Flags
Membatasi awal dan akhir suatu frame. Nilai field ini selalu sama dan dinyatakan dengan bilangan hexadesimal 7E atau 0111 1110 dalam format biner. Untuk mematikan bilangan tersebut tidak muncul pada bagian frame lainnya, digunakan prosedur Bit-stuffing dan Bit-destuffing.

Address
Terdiri dari beberapa informasi:
  •  Data Link Connection Identifier (DLCI), terdiri dari 10 bita, bagian pokok dari header Frame Relay dan merepresentasikan koneksi virtual antara DTE dan Switch Frame Relay. Tiap koneksi virtual memiliki 1 DLCI yang unik.
  • Extended Address (EA), menambah kemungkinan pengalamatan transmisi data dengan menambahkan 1 bit untuk pengalamatan
  • C/R, menentukan apakah frame ini termasuk dalam kategori Perintah (Command) atau Tanggapan (Response)
  • FECN (Forward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan tujuan
  • BECN (Backward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang mengarah ke switch FR tersebut tetapi dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan asal
  • Discard Eligibility, menandai frame yang dapat dibuang jika terjadi kongesti di jaringan
Data
Terdiri dari data pada layer di atasnya yang dienkapsulasi. Tiap frame yang panjangnya bervariasi ini dapat mencapai hingga 4096 oktet.

Frame Check Sequence
Bertujuan untuk memastikan integritas data yang ditransmisikan. nilai ini dihitung perangkat sumber dan diverifikasi oleh penerima.

X-25 dan Frame Relay

Protokol X-25
Kelebihan, ada 2 macam paket yaitu :                                       
  1. Paket data (dari user)
  2. Paket untuk set-up dan clearing
  • Ukuran paket tetap
  • Protokol menetapkan prosedur
  • (set-up,transfer dan clearing)
  • Ada error control
  • Ada fasilitas fast-select
Frame relay

Sinkron dibandingkan dengan sistem Paket X-25
Kelebihan :
  1. Proses lebih cepat (kecepatan 2 Mbps – 100 Mbps)
  2. Panjang paket variabel
  3. Lebih flexibel (262-1600 oktet)


Kekurangan :
  • Kontrol kurang pada setiap sentral
  • Tidak ada koreksi dan kontrol aliran di sentral

0 comments:

Posting Komentar